Wednesday, December 2, 2009

The TV girl

Selasa malam merupakan hari reguler saya untuk nongkrong di depan tivi dan nonton desperate housewives jam delapan di star world. Namun kemarin saya nongkrong di depan tivi dari jam yang lebih awal. Pukul enam setelah selesai mandi, saya sudah nongkrong di depan tivi. Pilihan channel saya ialah Hallmark channel. Ada apa di situ? Ada the biggest loser dong. hehehe.
Bagi yang belum tahu the biggest loser apaan, tolong google sendiri *I said this too many times before hahahaha*. The biggest loser itu ialah orang-orang yang obesitas, beratnya bisa sampe 200kg gitu pada dilatih sampe badannya kurus. Nah, tiap minggu ada yang harus dieliminasi. Seperti biasa yang menjadi daya tarik dalam sebuah reality show ialah drama-nya. hehehe. Kalo ga salah tiap hari jam 6 diputar seri ini di Hallmark. Silahkan cek jadwalnya sendiri.

Ketika nonton the biggest loser, saya jadi tergerak loh untuk berolahraga. Kalo untuk menjaga makan sih kayanya masih sulit. Hahaha. makanan merupakan salah satu godaan terbesar dalam hidup saya. Apalagi ngebayangin yang mengandung melted cheese *keyboard langsung ketetesan iler*. Pada episode kemarin para peserta dibawa makan ke restoran. Si trainer berkata kita boleh-boleh aja kok makan di restoran asaaaaaaaaaaaaal pilih-pilih makan apa. Hihihi. Kemarin sih diajarin pilihlah daging salmon, ato pork, dibanding daging merah. Lantas janganlah makan dengan topping extra atopun upgrade size. Plus jangan pake butter dan banyak minyak. Buset dah. Pusing kan lu? Hahahaha. Hidup sehat memang sulit. Tapi tak ada salahnya kita coba bukan? Ihi..

Oh iya, satu hal yang paling saya perhatikan ketika menonton acara ini ialah para peserta yang beratnya 100-200kg ini punya wajah yang kecil dibanding dengan badannya yang besar. Saya jadi was-was karena saya dilahirkan dengan wajah yang kecil *bukannya nyombong, ini fakta loh hoho* dan seringnya saya kalau ngaca ya muka yang jadi pusat perhatian. Belakangan ini saya menyadari kalau berat badan saya bertambah, saya jadi ngeri *amit-amit ketok meja tiga kali* karena tiap hari ngaca muka, tanpa sadar badan saya melebar. Hwaaaaaa……. Mulai sekarang kalo ngaca seluruh badan deh biar tidak terlena dengan muka kecil hahahaha.

Lantas selesai acara satu jem, kembali saya mantengin hallmark channel dengan nonton Oprah. Episode kemaren si mbak Oprah mengajak kita melihat kehidupan para perempuan di berbagai negara. Di segmen awal, Oprah membahas tentang kehidupan di Denmark dan oh mai gaaaatttt…. Gile ye hidup di Denmark terlihat sangat menyenangkan. Beberapa fakta yang terungkap:
- mereka dikenal dengan negara terbahagia di dunia kyaaaaa >.< namun ironisnya mereka juga dikenal dengan negara yang tidak religious, aneh ya. Hehe. Mereka bilang asas humanity-lah yang membuat negara mereka bisa bahagia
- Sepertiga dari penduduk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Mereka termasuk negara yang peduli lingkungan.
- Pajak penghasilan di Denmark sebesar *drum roll please* 50% aja gitu……. O mi god. Bisakah kau bayangkan gajimu dipotong separuhnya demi pajak???? Tapi mereka tidak keberatan sama sekali karena mereka dapat free health care, free electricity bill, free education dan apa lagi gitu gw ga inget. Gw udah cengo duluan denger pajak 50%nya hahahaha. Kata mereka sih, di sini semua ditanggung pemerintah, jadi ga ada homeless, kalopun anda jobless, diurusin juga ama pemerintah. Jadi mereka asik-asik aja gajinya dipotong separo. WAW.
- Satu tahun maternity leave dan fully paid selama satu tahun itu. O mi god again! Hahahaha. Mungkin di negara-negara eropa lain sama juga ya kaya gitu ya? Hahaha. maafkan ke-norak-an saya ini.

Yah segitulah ketakjuban saya akan kehidupan di Denmark. Indah sekali rasanya mendengar cerita perempuan-perempuan blonde, tall and lean tersebut. Yang lebih bikin ngiri saya sih si Oprah, Oprah menurut saya keren. Hahahaha. Selama dua puluh tahun lebih dia bisa bikin acara yang tetap membuat penontonnya punya wawasan yang baru, pengalaman yang baru melalui kacamata die. Bless you Oprah! I don’t know what my live would be without your show when you end it on 2011. It’s like the 2012 in advance. *lebay jijay*

Aih lantas lanjutlah saya menuju jem 8 malem, saatnya desperate housewives. Uhuyyyy.. namun sembari menunggu pelemnya mulai, saya ganti-ganti channel dulu hehehe. Eh…mampir deh ke E! channel. Lagi ada reality shownya Giuliana and Bill, terpecah deh perhatian saya hahaha. jadi sembari nonton Desperate Housewives, ganti-ganti channel lah saya ketika sedang iklan. Giuliana itu anchor E! news, sedangkan Bill Rancic terkenal sebagai pemenang (ato peserta doang ya?) ‘the apprentice’-nya Donald Trump. Ceritanya ini kisah mereka setelah jadi newlyweds gitu deh.

Nah, si Giuliana DePandi ini abis merit ganti nama belakang jadi nama belakang suaminya Rancic, so sweeeeeeet. Kenapa gw bilang so sweet? Karena kayanya gw udah teracuni dengan berita selebriti yang dengan mudahnya kawin cerai selingkuh, jadi sepertinya kalo dia merelakan nama ngetop dia waktu single dan menggantinya dengan nama suaminya keren jadinya *di mata gw seh gitu hahahaha*. Satu lagi menurut gw, mereka pasangan yang serasi dalam arti kata *haha perlu banget gw jelasin*, si G (sok akrab, gw main singkat nama aje karena ribet nulis full hehe) menurut gw sih perempuan dengan inner beauty dan tidak lebay, sedangkan si bill-nya ganteng (pastinya! haha) dan seperti tipe pria baik-baik. Hihihi.

Gw sih ga tau taun berapa seri Giuliana and Bill itu dibuat, gw mah tonton aja. Di episode kemarin digambarkan kehidupan mereka setelah married. Si G tinggal di Los Angeles karena emang kerjanya di situ, sedangkan Bill markasnya di Chicago. Jadi mereka memutuskan hidup di dua tempat. OMG! Gilaaaaaaaa……. Oke, menurut gw aneh banget kalo lu berumah tangga tapi hidup di dua tempat berbeda. yah tapi siapalah saya. Siapa yang peduli dengan pendapat saya hihihi. Anyway sebenernya episode reality show kemaren menurut gw tidak ada konflik yang berarti, tapi entah mengapa saya senang aja melihatnya. Mungkin karena emang pasangan itu loveable, jadinya saya betah aja gitu nontonnya. Untuk reality show yang tidak berlebihan, tontonlah Giuliana and Bill, bukan termehek-mehek.

Ya sudah, demikianlah laporan tiga jam di hari selasa di depan tivi. Entah mengapa, saya kalo sudah di depan tivi dan ketemu acara yang menyenangkan rasanya tidak bisa berhenti nonton. Mungkin banyak pendapat yang mengatakan kalau nonton tivi itu jelek, yah tapi menurut saya sih kembali lagi ke jenis tontonan apa yang anda tonton. Pilihlah yang membuka wawasan anda (walopun tontonan saya juga tipenya gitu-gitu aja sih haha). Mungkin sisi negative dari kebanyakan nonton tivi ialah antisocial ya? Saya sih merasakannya juga. Saya kebanyakan waktu di depan tivi dibanding interaksi dengan makhluk hidup lainnya (kecuali dengan nyamuk, saya bergulat dengan nyamuk sepanjang acara televisi). Baiklah. Cukup cuap-cuap saya di sini. Nanti saya cuap-cuap lagi tentang tontonan saya berikutnya. Buhbye.

No comments:

Post a Comment