Monday, November 30, 2009

Momo

Apa anda pernah beli buah peach sebelumnya? Saya pernah satu kali, dan sampai sekarang sih saya masih belum berniat untuk membeli kembali. Satu kali saya beli hanya untuk menuntaskan rasa penasaran saya. Hihihi. Mungkin kita sudah akrab makan buah peach di cake atau tart atau di topping frozen yogurt namun ternyata buah aslinya rasanya berbeda dengan peach olahan tersebut.

Ketika pertama kali beli buah peach, yang paling berkesan bukannya rasa atau bentuknya, tapi harganya! Hahahaha. Ketika saya menimbang, si mas-mas yang nimbang berkata: “buah peach, harganya tiga puluh ribu”. Besar dari buah peach itu hanya sebesar kepalan tangan orang dewasa.

Saya jujur langsung siok pertama kali mendengar si mas berkata demikian, namun karena jaim saya berkata: “iya mas” (pura-pura udah biasa beli LOL). Masih mungkin sih saya kembaliin di rak yang agak menjauh dari penglihatan si mas, tapi entah mengapa saya berkata pada diri saya sendiri: “pengalaman tidak bisa ditukar dengan apapun” hahahaha. Walhasil diam-diam saya letakkan buah tersebut ke keranjang tanpa memberitahu harganya pada ibu saya. Hahahaha. Kalau dia tahu pasti dia protes. Hihihihi.

Kalo pernah nonton film Ice Age 2, mungkin anda ingat ketika si anak gajah purba yang baru lahir itu diberi nama Peach karena bulunya halus. Nah, memang seperti itulah buah peach. Warnanya merah, oranye bercampur dengan bulu-bulu halus di kulit buah tersebut. Entah mengapa ketika saya membelinya, sampai rumah saya pegang terus bulunya, saya belai-belai kaya bola mainan hehehe. Norak. Maklum deh baru sekali megang buah aslinya. Pokoknya ini buah imut banget deh, ditambah wanginya yang lucu ketika sudah matang.

Jadi sampai sekarang di otak saya, yang namanya buah peach itu lucu dan imut-imut. Namun kalo disuruh beli lagi, mikir-mikir dulu karena harganya di atas rata-rata. Nambah dikit lagi bisa dapet sour sally medium size hahahaha. Yang penting sudah tau seperti apa buah peach yang asli itu seperti apa. Uhuy~

Malabar

Hai semuanya, bosen ye awal post selalu dimulai dengan kata ‘hai’. Abisnya bingung mau mulai dari mana, seperti biasa, yang namanya memulai dan mengakhiri memang paling sulit (curhat colongan dah *sigh*).

Saya mau berbagi cerita (du ileh bahasanya standar banget hahaha). kemarin liburan panjang Idul Adha saya menginap di Malabar, Pangalengan. Bagi yang tidak tahu daerahnya dimana, tolong google sendiri, saya juga gak tau tepatnya itu daerah di mana hahahahaha yang jelas kalau tidak salah masih kabupaten bandung gituh. Jadi silahkan anda bayangkan sendiri rutenya. Dari Jakarta kurang lebih memakan waktu sekitar tiga jam untuk sampai ke penginapan tersebut.

Oh iya, sebagai catatan, ini merupakan kunjungan saya ke tiga kali ke Pangalengan, nginepnya di tempat yang sama-sama juga. Waktu awal-awal datang masih dijelaskan tentang sejarah daerah kebun teh Malabar ini, namun seiring dengan terlalu seringnya rombongan tur yang saya ikuti ini datang ke tempat ini, penjelasan sejarah tempat ini tidak dijelaskan lagi. jadi saya menulis berdasarkan ingatan saya. Semoga ingatan saya masih baik dan benar 

Nah, ada apa di sana? Hmmm… yang jelas, sejauh mata memandang, dari penginapan saya, yang saya lihat ialah hijau daun #suaraaa… dengarkanlah aku..#. hijau daun di sini maksudnya yah pohon-pohon. Terutama kebun teh, karena memang dari jaman penjajahan Belanda, daerah tersebut memang merupakan daerah penghasil teh. Pemilik perkebunan teh ini dulunya ialah si Bosscha. Pasti pernah denger dong nama Bosscha di buku sejarah? Hayo inget-inget lagi. kalo ga inget juga, tolong google lagi. (malu bertanya, serahkan pada google!). Bahkan si Bosscha ini dimakamkan di tengah-tengah kebun teh ini. Ini dia gambar makamnya:

Atap dari makamnya sih katanya berbentuk topi yang sering ia pakai. Makamnya so pasti teduh banget, dikelilingi pohon-pohon besar. Cocok buat nyanyi lagu hijau daun #suaraaaa dengarkanlah aku…#. (lah ada apa dengan otak gw hari ini, kebayangnya lagu ijo daun mulu hahahaha).

Di tempat menginap kami terdiri dari rumah induk yang katanya dulu milik Bosscha dan ada bangunan yang baru dibangun tahun 2000-an yang terdiri dari kamar-kamar yang disewakan ke pengunjung. Kalau untuk bangunan induk, hanya digunakan untuk menginap bagi orang-orang tertentu (keluarga Belanda mungkin?). sebelum terjadi gempa tasik tengah tahun ini, rumah induk tersebut masih digunakan sebagai ruang makan bagi para tamu. Namun ketika kemarin saya datang, bangunan rumah induk sudah retak dan sedang direnovasi.



Kegiatan yang paling umum pada saat berlibur di sini selain makan dan tidur (hawanya sejuk sangat mendukung mimpi indah) ialah tentunya muter-muter kebun teh. Biasa sih kami dipandu sama seorang bapak untuk menunjukkan harus lewat jalan yang mana. Di puncak kebun teh, ada sebuah gazebo yang menjadi puncak pendakian (cie ileh kaya ngedaki everest aje). Nah dari puncak situ bisa kelihatan deh pemandangan se-Malabar (yang ini masih bisa diperdebatkan hahahaha). Namun hati-hati kalau jalan-jalan di kebun teh ketika musim hujan, jalanannya licin. Ini dia pemandangan kebun teh-nya, walaupun kamera tidak bisa menangkap seluruh keindahan yang bisa ditangkap oleh mata saya (mungkin dengan kamera yang lebih bagus dan fotografer yang lebih handal bisa ya hahaha)

Setelah muter-muter kebun teh selama dua jam, ngapain lagi dong? ya terserah anda hahaha. mungkin pilihan kegiatannya tidak banyak, semua kembali ke anda sih. Anda bisa maen bola di rumput, ato maen layangan. Tapi paling enak menurut saya ialah pandangin aja itu pemandangan yang ada, sambil merenung dan bersyukur ala ‘bunga bakung di padang diberi keindahan, terlebih diriku dikasihi Tuhan’, maksud eke, betapa besarnya ciptaan Allah, kebun teh ga ada yang nyiramin aja bisa segini indah, apalagi kita manusia, pasti diberi lebih oleh-Nya. cie ileh uhuy….
Till then, sampai jumpa di perjalanan berikutnya….

Thursday, November 26, 2009

Team Charlie!

Pernah mengalami mimpi jadi kenyataan? Saya baru mengalaminya kemarin. Hehehe. Mimpi as in alam mimpi saat kita tidur, lantas berubah jadi nyata. Mimpi apakah saya? Hahahahaha.

Bodoh sekali deh saya terus membahas hal ini.
Masih bersambung dengan post berbau twilight sebelumnya, selama dua malam berturut-turut saya mimpi nonton New Moon. Udah kebelet pengen nonton bok, sampe-sampe kebawa mimpi banget. Walhasil ketika New Moon tayang di bioskop kesayangan saya Rabu kemarin, dari pagi saya semangat banget mesti nonton hari itu juga. Kalo ga ada yang mau nemenin pun, saya bakal tetep nekat nonton sendiri. I don’t care e e e e… *sambil nyanyi reff I don’t care-nya 2NE1*

Lantas dengan anugrah dan karunia Tuhan pula saya bisa masuk bioskop dan untungnya ada yang mau nemenin saya nonton hahaha. saya sempat berkata ke teman saya: “maafkan saya kalau nanti saya jadi ‘liar’ kalo melihat Edward keluar”.

Dimulailah momen yang saya tunggu-tunggu selama seminggu ini. *jeng jeng*. Si abang Edward keluar di menit-menit pertama, tapi entah mengapa, hatiku tak bergetar. Apa ada hubungannya dengan nonton dari lima baris paling bawah dan deretan pojok? Keren sih si Eddie (jiah ileh bikin nama panggilan sendiri gelay deh mak), apalagi pas di sekolah pake kaos dan kemeja kotak-kotak. Tapi ga sekeren dan se-breathtaking di Twilight. I don’t know what is wrong with him *lah*
Setelah puas muncul di awal film, tengah-tengah film dikuasai oleh si Jacob Black alias berondong werewolves berotot maknyus bin mantaf! Sebenernya saya sih biasa aja ama Jacob, tapi ngeliat body bohai kaya gitu mana ada yang nolak? Hahahaha. Lantas setelah puas dengan aksi shirtless Jacob, kembali lagi kisahnya menampilkan Edward. Daaaaaaaan anehnya… entah mengapa..pa.. pa.. pa.. *pake efek bergema maksudnya*… menjelang akhir, si Edward ini terlihat seperti orang tua, kurus, penyakitan dan pucat (pastinya). Saya ga heboh menyambut Edward. Kok rasanya jadi klemer-klemer hahahaha.

Bukannya saya mau menjelek-jelekkan Edward, saya selama ini cinta mati kok ama dia, tidak pernah saya berpaling ke Jacob (walopun saya sempat melirik bodynya *siapa yang tidak?*) namun yah menurut saya di pelem ini kurang pol penampilannya. Saya malah paling suka ama si bapaknya Bella di pelem ini hahahaha.
Dia terlihat lebih muda dan segar dari Edward. Saya mau bikin tim sendiri deh di Twilight edisi New Moon ini, saya pendukung Team Charlie! Hahahaha. He’s funny, cute, and the best of all, he’s human! LOL. Hidup Billy Burke! Ihiyyy

Sebagai penutup, menurut saya film ini okey lah untuk dijadikan hiburan. Tapi jangan berharap terlalu banyak karena menurut saya filmnya standar-standar saja. Yes, I am a twilight fan, but I have to be fair. Saya berikan nilai 6.75 untuk pelem ini. 0.75 poin tambahan karena saya lagi ngefans ama Charlie *halah*. Yang penting rasa penasaran saya sudah terobati. Sekarang saya akan menunggu untuk Eclipse (film ketiga). See you on another twilight madness.

Tuesday, November 24, 2009

Hujan di sekitar kita

Ketika sedang keluar rumah, eh di jalan ketemu dengan iklan segede gini di dua posisi strategis di mana biasanya banyak orang (mobil) lewat:


Jiaaaah. Mantep bener. Sopo iki rek? Hahahaha.

Yah seperti yang kalian bisa baca di iklan tersebut. Pria berperut kotak dan mata segaris itu namanya Rain. Iya, rain yang artinya hujan dalam bahasa Indonesia. Entah kenapa nama panggungnya ‘hujan’? mungkin dia jago nari pemanggil hujan. Pantesan ya beberapa minggu ini hujan makin sering menghampiri Jakarta. Sepertinya ada hubungannya dengan kedatangan si tukang tari hujan tersebut pada tanggal 3 desember nanti *maksa*. Lumayan riskan juga kalo nanti pas hari H dia mau konser di Mangga Dua trus turun ujan gede, alamat banjir itu jalanan menuju lokasi (ini serius neh, daerah situ kan hobi banjir, masa Rain naek truk tronton menuju lokasi konser).

Ah iya, speaking of Rain, bagi yang belum tahu Rain, tolong google sendiri ya. Masa mesti saya jelasin hahaha #penulis pemalas#. Yang jelas untuk saya pribadi, saya paling inget rain kalau dia kaga pake baju hahahahaha. Seperti gambar konsernya di atas, bodynya tetep mesti dipajang bo. Karena menurut saya, bodynya yah termasuk daya jualnya. Kalo muka kan sipit dan lurus gitu aja. Hahahaha. Emang sih ga seekstrim Julia Perez yang mesti pake baju kebuka terus, si Rain ‘masih’ bisa joget, nyanyi dan akting kok. Hanya saja menurut saya, badannya yang oke itulah yang akan membuat wanita tergila-gila dan para pria nyeces ngiler ngebayangin kapan mereka bisa punya badan kayak Rain. Jadi menurut saya penempatan iklan konser Rain di jalan-jalan utama cukup membahayakan keselamatan para pengendara mobil juga. Ato justru orang-orang malah memperlambat kendaraannya untuk melihat lebih jelas iklan tersebut. Hihihi. Mungkin khayalan saya saja yang terlalu tinggi yah.

Nah lantas berikutnya ketika saya iseng-iseng ganti channel, eh lagi ngebahas pelem ‘Ninja Assassin’ yang dibintangi oleh Rain. Wah brarti die lagi sibuk-sibuknya kerja ya, pantesan udah lama die ga keliatan nongkrong di foodcourt MKG (helllllow menurutlooo?). Saya sih jujur tidak suka pelem-pelem action yang banyak darah-darahnya. Sekilas melihat trailernya rada ilfeel seh, soalnya terlihat sadis. Namun pikiran saya agak berubah melihat *ehem* bodynya si Rain keren amet hahahaha. Jadi kalopun saya akhirnya menggerakkan badan saya untuk pergi ke bioskop menonton pelem ini, percayalah, semata-mata itu saya lakukan hanya demi melihat bodynya Rain. Hahahaha. Sedikit tambahan cerita, ketika temen nci gw nonton trailernya bersama temannya (teman cewe), temannya komen: “ada versi 3D-nya ga?”. Kalo gw sih maunya versi 4D, yang sekalian bisa diraba *smirk*

Okay dey, enough basah-basahan sama si Rain. Kembali ke realita. The only rain I will ever meet (so far) is hujan berupa air yang turun dari langit ataupun yang keluar dari mulut orang. till then, let’s hit the gym!!!!!

Monday, November 23, 2009

So the lion fell in love with the lamb

Minggu malam menjelang jem delapan saya udah siap-siap nongkrong di depan tivi. Channel tujuan saya ialah Star Movies. Dengan persiapan kencing dulu supaya acara menonton tidak terganggu, kemudian ambil cemilan sehat (jeruk dipotong-potong) plus segelas air putih, saya siap nongkrong di depan tivi untuk dua jam ke depan. Mau tau apa yang saya tonton sampe-sampe persiapannya segitu mateng serasa beneran nonton di bioskop? Moga-moga jawabannya tidak membuat anda kecewa hahahaha.

Saya nonton “Twilight” di Star Movies.

Bwakakakaka. Bukannya saya belum pernah nonton “Twilight” sebelumnya, saya malah nonton di bioskop dua kali. Lantas ketika Ibu saya beli DVD bajakannya dengan gambar yang masih jelek, saya juga sempet nonton lagi sampai setengah film, lantas merasa kepala saya pusing dan berhenti nonton. Kemudian saya dengan sabar menunggu munculnya DVD bajakan versi original (bingung kan? Bajakan KW1 dah hahaha) dan saya nonton 1x lagi dengan DVD commentary. Jadi bisa dikatakan saya sudah tiga kali nonton Twilight secara full. Ditambah kemarin nonton di Star World jadilah empat kali dalam setahun saya nonton Twilight (tapi masih belum mengalahkan rekor nonton Home Alone yang tiap taun diputer di RCTI).

Sebenernya info yang di atas saya kemukakan ga penting ya bok hahaha. tapi entah mengapa, walaupun sudah berkali-kali saya nonton, saya tetap saja merasa deg-degan tiap kali si Edward deket-deket ama Bella. Pas pertama kali nonton, saya ampe susah tidur ngebayangin si Edward. Ampun deh mak. Parah. Kemarin lebih ekstrim lagi, saya jadi nahan napas pas si Edward deket-deket Bella. Beneran ga nipu! Gw yang tegang hahahaha. Gw rasa otak gw udah teracuni dah ama ini pelem (dan buku).

Nah, dari Twilight, kita beralih ke fenomena berikutnya yakni New Moon, sekuel dari Twilight yang emang udah ditunggu-tunggu banyak orang (saya juga tentunya hahahaha). Kurang lebih setahun setelah Twilight keluar, saatnya New Moon keluar. Saya sendiri bisa dikatakan sebagai penggemar Twilight series ini, jadi ketika saya berusaha menilai fenomena demam New Moon, saya jadi takut saya kurang objektif dalam menilai (karena saya emang demen segala sesuatu yang dikasih bumbu Twilight, kalo ada gado-gado merk Edward Cullen gw rasa gw datengin juga).

Setelah saya renungkan matang-matang (ga penting abis perenungan gw), menurut saya Twilight Series ini merupakan budaya pop yang paling heboh selama satu dekade belakangan ini. Cie ileh. Tapi siapa pula gw sampe bisa menyandangkan gelar tersebut hahahaha. Itu sih cuma pemikiran gw semata melihat seberapa hebohnya antusias para penonton yang ngantri tiket, sampe ke coverage tentang New Moon di media-media menurut gw cukup besar dibanding dengan film lainnya yang juga sedang diputar (saya ga paham tentang angka-angka penjualan tiket bla bla bla, tapi sekilas yang saya baca, New Moon sudah mulai membuat beberapa rekor). Bayangkan saja sampai-sampi E! channel membuat program khusus “vampire weekend” yang isinya membahas premiere New Moon live from the red carpet, Fashion Police (setahu saya biasanyahanya award-award besar macem Emmy, Academy Awards yang ada coverage ampe segininya), lantas E! News Special. Aje gile. Bener-bener dah sebagai Twi-hard fans, kalian benar-benar dimanjakan weekend kemarin.

Sebagai penutup, saya akan mengemukakan pendapat saya mengenai alasan kenapa saya bisa ampe segitu ngefansnya ama seri ini. Menurut saya hal yang paling membuat penonton tertarik ialah chemistry antara Rob dan Kristen yang memainkan tokoh Edward dan Bella dalam film ini. Menurut saya chemistrynya luar biasa banget, penokohan mereka itulah yang membuat film ini hidup. Kalaupun sampai orang-orang terobsesi bahwa Rob dan Kristen dalam kehidupan nyata pacaran beneran, gw rasa itu efek yang wajar-wajar aja melihat chemistry yang dibangun oleh mereka di film. Rasanya chemistry mereka is too good to be true kalo cuma sekadar akting. Yah, sekali lagi itu sih pendapat saya (salah satu penggemar hahaha). sekali lagi, pastinya tulisan saya pasti ada sisi subyektifnya. Mari kita nanti sama-sama menilai sendiri kalau New Moon sudah beredar di bioskop kesayangan anda.

Seperti quote di buku Twilight:
So the lion fell in love with the lamb -> saya rasa untuk hal ini terjadi kebalikannya, lamb (para wanita, termasuk saya) ‘jatuh’ ke pesona si lion (the glowing vampire story)

Thursday, November 19, 2009

KTP

Pagi ini saya pergi ke kantor kelurahan untuk memperpanjang KTP (kartu tanda penduduk) saya. Ini pertama kali saya perpanjang KTP, jadi bisa diitung dong umur saya.

Bagi yang belum ngerti, saya bantu menjabarkan rumusnya hahaha. Jadi normalnya kita dapat KTP ketika berusiaaa???? Yak betul tujuh belas tahun. Jadi kalau masa berlaku KTP lima tahun dan saya kemarin melakukan perpanjangan KTP untuk pertama kalinya, kalian sudah bisa menentukan rumusnya bukan?

17 + {(berapa kali perpanjangan KTP)x 5}

Nah itulah umur saya. Hahaha. Jadi sekarang kalo pengen tau umur orang tapi ga enak nanyanya, tanya aja ke dia: “om/tante, udah berapa kali perpanjang KTP?” hahahahaha. Dijamin diberi tatapan hina oleh si om tante hahaha.

Alternative lain: om tante udah berapa kali lebaran/ natal/ taun baru? *ga beda ya? Hahaha*

Nah kembali ke masalah KTP, saya mengurus perpanjangan KTP di kantor lurah. Ketika saya datang, loketnya sepi, hanya ada satu anak laki-laki yang ditemani ibunya untuk mengurus KTP(saya juga ditemani ibu saya ahahaha). Kalo liat dari muka-muka polosnya (diluar boleh keliatan polos, kalo di dalem mesum mana gw tau hahaha), si anak pasti baru pertama kali punya KTP. Si anak ini menunggu giliran foto. Saya juga dong. namun apa dikata, pelayanan di loket kelurahan tersebut lama sekali. Sepertinya orang-orangnya bekerja dalam slow motion mode. Wedew. Saya menunggu sekitar dua puluh menit baru dipanggil untuk melakukan pemotretan (jiaaaah) dan cap jempol. Hadoooooh.

Lantas setelah selesai sesi pemotretan tinggal menunggu resi (bener kaga tulisannya?) untuk mengambil KTP yang baru jadi minggu depannya. Ketika nama saya dipanggil, si mbak petugas bilang: “ ini biaya perpanjangan KTP gratis, tapi dikenakan biaya administrasi serelanya

Okay. Gw mencoba menelaah kalimat si mbak petugas. Dia menyamakan gratis = dikenakan biaya administrasi serelanya. Okay. Jadi mulai sekarang saya akan mencoba memahami bahasa birokrasi ya. Hahahaha.

Kalimat di atas seperti menunjukkan kalo ‘duitnya langsung masuk ke kantong kita, bukan pemerintah’. Sedaaaaaaaap. Keren juga, kaga pake malu-malu lagi sekarang. Kewl!

Wednesday, November 18, 2009

october's booklist

Okay, this is the list of e-book I’ve read this October. One whole month and I’ve read so many e-books. Yes, I think I read a lot.
1. He’s just not that into you – Greg Behrendt and Liz Tuccilo
2. Who Moved My Cheese – Dr. Spencer Johnson
3. The Alchemist (Indonesian version) - Paolo Coelho
4. The Princess Diaries: Mia Goes Forth – Meg Cabot
5. The Missing Piece – Shel Silverstein
6. The Book of Lost Things – John Connolly

Most of the book I read with skimming methods hehehe. You know the fast reading method and try to conclude the main idea of a paragraph. On the other side, too much reading e-books makes my sighting getting worse (I guess staring too much at the computer doesn’t give you much benefit). So, although e-book is convenient and cheap(er) than the real book, you must pay attention too to the health of your eyes.

(again, karena bahasa inggris saya ala kadarnya, kembalilah saya ke bahasa ibu hahaha)

Beberapa sudah gw buat reviewnya di post sebelumnya, yakni he’s just not that into you dan who moved my cheese. Brarti sekarang saya akan memberikan pendapat pribadi saya untuk buku-buku lainnya.

The Alchemist bercerita tentang seorang bocah dan perjalanannya dalam mencapai mimpinya. Di dalam buku ini beberapa poin diantaranya seperti ayat dari kitab suci Nasrani. Setelah membaca buku ini, saya jadi merenung (cieh, tumben-tumbenan merenung). Hidup ini sering kali membawa kita ke pengalaman-pengalaman tak terduga, mungkin menurut kita tidak baik, namun percayalah pasti Tuhan punya maksud di balik semuanya itu. Yang penting apakah kita bisa mengambil hikmah dari pengalaman kita tersebut.


Beberapa kutipan yang saya suka dari ‘The Alchemist’:

"Apa dusta terbesar itu?" tanya si bocah, sungguh-sungguh terkejut. "Begini: bahwa pada saat tertentu dalam hidup kita, kita kehilangan kendali atas apa yang terjadi pada diri kita, dan hidup kita lalu dikendalikan oleh nasib. Itulah dusta terbesar di dunia."

membuat keputusan hanyalah permulaan. Bila seseorang membuat keputusan, sebenarnya dia menyelam ke dalam arus kuat yang akan
membawanya ke tempat-tempat yang tak pernah dia impikan saat pertama kali membuat keputusan itu

"Karena di manapun hatimu berada, di situlah akan kau temukan hartamu."

"Kau tak akan pernah mampu melarikan diri dari hatimu. Jadi, lebih baik dengarkan apa yang ia harus katakan. Dengan begitu, kau tak akan pernah gentar pada pukulan yang tak terduga."

"Katakan pada hatimu bahwa takut menderita itu lebih buruk daripada menderita itu sendiri. Dan bahwa tidak ada hati yang pernah menderita saat ia mengejar mimpi-mimpinya, karena setiap detik dari pencarian itu adalah detik perjumpaan dengan Tuhan dan dengan keabadian."


Bo, banyak ye. Hahaha. Rasanya kata-katanya bagus semua hihihihi.

Lantas buku berikutnya yakni Princess Diaries: Mia Goes Forth hahaha.
Mantap bener ini. Udah usia segini masih baca princess diaries. Mengenang masa ABG ya bo. Dulu pas smp dan sma suka banget ama cerita Princess Diaries. Ceritanya simple dan seperti kisah dongeng (ato emang dongeng beneran ini? Hihihi). Kisah seri keempat ini masih berkisah soal Mia dan kehidupan putrid-putriannya, namun lebih focus ke hubungannya sama si Michael, tentang betapa die berusaha menjadi pacar yang baik dan tentu saja banyak gagalnya, namun in the end tetaplah si Michael Moscovitz pria paling TOP BGT ga ada cela (khas cerita ABG lah hahaha). Frankly speaking, gw ngefans juga ama si Michael Moscovitz di cerita ini hahaha. Hanya saja ketika dipelemkan, si Michael-nya masih jauh dari gambaran gw. Rasanya cowo yang memerankannya kurang greget (ato kurang tinggi ya? hehe)

Nah kalo The Missing Piece ini berbeda dari cerita-cerita lainnya.

Isinya simple. Tentang sebuah lingkaran yang tidak lengkap bagiannya dan dia mencari bagian yang hilang dari dirinya tersebut. Nah dalam perjalanan mencari bagiannya yang hilang, si lingkaran ini bertemu dengan bermacam-macam hal, sampai akhirnya dia menemukan bagian dari dirinya yang hilang tersebut. Sayangnya setelah dia menemukan bagian yang hilang tersebut, mugkin istilahnya ‘lengkap’, dia malah jadi ga bisa menikmati hidupnya. Nah dari cerita singkat ini, ingin menggambarkan bahwa yang namanya hidup yang sempurna itu tidak ada, yang penting ialah kita mau mensyukuri apa yang ada pada kita.

Sampai ke buku yang terakhir, judulnya ‘The Book of The Lost Things’.
Kalo kata sinopsisnya sih, ini buku merupakan fairy tale buat orang dewasa. Kenapa bisa dibilang gitu? Kalo menurut gw sih ya karena ceritanya suram, serasa baca cerita Tim Burton hahahaha. Beberapa tokoh dongeng macem snow white, putri di istana dll-nya ditampilkan di sini, namun ditampilkan dalam versi ‘mimpi buruk’ hehehe. Jadi janganlah kau mengharapkan kisah dongeng yang indah-indah di sini. Selesai membaca buku ini, yang saya dapatkan ialah: jagalah hati, jangan kau nodai. Hehehehe. Hati/ perasaan yang buruk akan berdampak pada hal-hal yang buruk juga dalam hidup kita. Makanya, mari kita bersihkan hati bersama-sama.

Yak jadi begitulah sekilas buku yang saya baca selama bulan Oktober. Hasil membaca e-book terlalu banyak ialah sakit mata. Hehehe. Namun saya cukup senang karena sudah lama banget ga baca buku. Tapi tentunya saya menyarankan kalo anda ada rejeki. mending beli buku cetakan dah daripada buku e-book. Kebanyakan baca e-book bikin sakit mata cuy.

Happy reading once again everyone!

Sunday, November 15, 2009

hepi

song that recently stuck in my head, Leona Lewis "Happy"

So what if it hurts me?
So what if I break down?
So what if this world just throws me off the edge
My feet run out of ground
I gotta find my place
I wanna hear my sound
Don't care about all the pain in front of me
Cause I'm just trying to be happy, yeah
Just wanna be happy, yeah


Tuesday, November 3, 2009

ujan nopember

Katanya guns n roses, bulan November mestinya ujan alias November Rain. Tapi mana buktinya? Mana? Mana?

Udah masuk hari ketiga belum turun ujan sama sekali. Mereka pembohong! *amukan ga penting*

Iya teman, nikmatilah bulan ke-sebelas di tahun 2009 ini. Time sure flies. Terbangnya dengan kecepatan tinggi lagi. kalau kita tidak berpegangan erat dengannya, bisa-bisa kita terjatuh dan tertinggal *makin ngawur*

Bulan ini saya ultah (promosi ya bo). Bakal berusia 22 tahun. Sigh. Tua ya saya. Udah mau usia segitu tapi rasanya masih banyak kekurangan dan belum berkarya yang membanggakan. Jiah.

Baiklah, enuff cuap-cuap singkat saya. Tak lupa saya ucapkan selamat ulang tahun bagi teman-teman scorpioku yang lainnya.
Sampai jumpa, salam olahraga!