Monday, December 14, 2009

The kondangan

Sudah lumayan lama saya tidak pergi ke kondangan alias resepsi pernikahan seseorang. Maka ketika kemarin saya diajak orang tua saya untuk pergi ke kondangan, saya tidak menolak. Tujuan utama saya ialah makan enak. Hahahaha.

Walhasil dengan setelah berdandan rapi (biar ga dikira mau numpang makan doang) dan perut sudah mulai keroncongan (biasanya jam enam saya sudah makan malam), pergilah saya bersama orang tua saya menjemput seorang tante yang akan pergi bareng ke kondangan itu juga.
Sesampainya di depan rumah si tante dan ketika tante tersebut masuk, langsung tercium aroma kue kering yang baru selesai dipanggang oleh si tante. Tante ini abis manggang berloyang-loyang kue nastar untuk dijual. Langsung reaksi saya seperti Edward Cullen di pelem Twilight ketika pertama kali mencium aroma Bella di lab biologi. Tante, you smell so damn good! Can I eat you?

Lantas semakin lama perjalanan dengan wangi kue dari si tante, hidung gw makin terbiasa. Setelah empat puluh menit perjalanan, sampailah kami di gedung resepsi. Tapi alangkah menyedihkannya ketika mengetahui lift yang ada di tempat parkir tersebut hanya beberapa yang menyala dan tidak bisa menampung banyaknya tamu undangan. Whoaaaaa. Kacau. Gerombolan manusia yang kelaparan ini harus menunggu berapa lama biar bisa terangkut semua? Walhasil para undangan yang tidak sabar menunggu lift (termasuk saya) langsung menuju tangga darurat dan menaiki tangga dari lantai lima menuju lantai Sembilan. Hosh hosh.. kami semua diuji sebelum makan besar kayanya.

Lantas ketika undangan di barisan depan sudah sampai ke lantai Sembilan, betapa kecewanya ketika mengetahui pintunya dikunci! Astaga…. Walhasil gerombolan undangan kembali turun ke lantai delapan dan masuk lewat pintu samping gedung tersebut. Ternyata di lantai delapan itu ada resepsi pernikahan pasangan lainnya. Walhasil para tamu yang tujuannya lantai Sembilan dan lantai sepuluh keluar melewati para penerima tamu dari resepsi lantai delapan tersebut. Astaga……… benar-benar gedung yang tidak efisien. Dan sangat mengganggu resepsi di lantai delapan ye.

Ketika sampai di lobi lantai delapan, ternyata kami tetap harus naik lift untuk sampai ke lantai Sembilan karena tangga menuju lantai Sembilan dan sepuluh tadi ditutup. Astagaaaaaaaa! Tidak lama kami menunggu, salah satu lift di lantai delapan terbuka, dan dengan tidak tahu malu lagi kami langsung menyerbu masuk walaupun di dalam sudah penuh. Mau tidak mau saya mendesak masuk ke dalam lift, kalau tidak saya paksakan, kapan lagi saya bisa sampai ke lantai Sembilan itu? Walhasil ketika saya masuk ke dalam lift ada teriakan “ADDDDuuuuh.. duh”, “woi ada orang hamil di sini!”, dsb. I feel so bad. Saya sempat bilang sori tapi saya tak tahu apakah suara saya terdengar. Seriously if I had a choice, I wouldn’t chose to get inside that crowded elevator too. Tapi untunglah Cuma naik satu lantai sehingga kurang dari sepuluh detik derita si ibu hamil sudah selesai. Maap ya ibu.

Akhirnya setelah perjalanan panjang, sampai juga saya di ruang resepsi. jujur saya ga kenal sama pengantinnya hahaha. namun beginilah budaya yang berlaku di bumi Indonesia tercinta ini, ketika kau menikah semua orang yang lu kenal mau tidak mau diundang karena takut diomongin di belakang. Udah budaya sih. Nah, selain budaya mesti ngundang sebanyak-banyaknya orang, ada juga nih budaya yang gw perhatiin dari dulu ga berubah kalo di kondangan. Budaya mengantri makanan. Some people just don’t understand the concept of lining. Seriously. This pisses me of the most. Maybe their head was driven by their stomach till they just couldn’t afford to stand in line. O mi god. Gw paliiiiiiing benci sama orang-orang yang ga punya aturan maen nyelak, pasang tampang bego maen masuk ke antrian. Kasian banget, kayanya udah dua hari belum makan sampe-sampe perut yang mengambil alih tubuhnya instead of their brains. Aaaargh… *masih kesel karena diselak oleh om-om pas ngantri siomay kemaren, mana siomaynya ga enak!*

Setelah makan kenyang dan berbahagia, ada satu lagi kelakuan undangan yang saya perhatikan. Sebelumnya saya memang pernah mendengar cerita tentang kelakuan dari para tamu macam ini, namun baru kali ini saya melihat secara langsung adegannya. Apa yang saya lihat? Eng ing eng…. Adegan “dapatkan bunga segar setelah selesai dari resepsi ini”. ada sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak perempuan yang usianya sudah dua puluh tahunan memetik bunga yang menjadi dekorasi di karpet merah yang dilewati oleh kedua mempelai. Memang sih acaranya sudah mendekati akhir dimana para mempelai sedang berfoto dengan kolega di pelaminan. Tapi plis dehhhhhhhhh…….. bunga yang mereka petik itu bisa bikin satu karangan bunga lagi. kacau. Memalukan sih. Gw yang ngeliat keluarga itu aja rasanya malu banget. Ketika gw pengen mengeluarkan kamera gw, mereka sudah selesai memetik (mencabut lebih tepatnya) bunga. Yah… sayang sekali. Kayanya gw udah terheran-heran melihat kelakuan ajaib mereka sampe-sampe gw lupa mengabadikan ‘kodak moment’ tersebut.

Setelah adegan “dapatkan bunga segar setelah selesai dari resepsi ini” tersebut, saya kira saya bisa pulang tanpa ada kisah yang aneh-aneh lagi. lantas ketika kami keluar dari ruang resepsi, alangkah takjubnya kami melihat antrian lift tak manusiawi kembali terulang. Déjà vu versi perut terisi kenyang. Kapan kami bisa pulang kalau begini? benar-benar deh, ajaib banget akses gedung ini. Setelah tanya dengan petugas keamanan yang berjaga di depan lift ternyata tangga darurat lantai Sembilan yang ditutup akhirnya dibuka. Atas pertimbangan akal sehat kami memutuskan melewati lewat tangga darurat lagi. lumayan menurunkan lemak dari lantai Sembilan ke lantai lima. Namun ternyata antrian tidak hanya di lift! Ketika mau bayar parkir kami harus mengantri lagi. ampun deh. Kalo gini caranya tadi gw masukin jeruk buat cemilan dah k etas gw *ikut-ikutan ga tau diri hahaha*

Sebagai penutup, inilah saran saya bagi yang ingin yang ingin mengadakan resepsi pernikahan supaya kejadian aneh yang saya alami tidak terjadi. Hope this tips will help. See ya!
1. Pastikan ada lift dan tangga (bukan tangga darurat, duh) yang accessible dengan banyaknya orang yang anda undang. Perhatikan juga jumlah parkiran yang tersedia bagi para tamu.
2. Sediakan security di tiap antrian makanan. Jika ada yang main selak, security bertugas menertibkan dan menghukum undangan dengan sepuluh kali sit up dan 5 kali squat jump. Rasain lu!
3. Lindungi dekorasi bunga anda dari para pemetik bunga illegal dengan electric wire di sekeliling bunga anda. biarin. Rasakan setrumannya dasar kau pencuri!

No comments:

Post a Comment