Wednesday, March 29, 2017

Osaka

12 Maret 2017

Hari ini perjalanan ke kota berikutnya di Jepang dilanjutkan ke Osaka.
Di sinilah mulai menguji fisik, karena ga semua train station di Jepang punya lift di entrance mereka. Kami berdua sudah gerek-gerek koper dan sengaja berputar cari entrance yang jauh sekalipun demi ga harus gotong koper kami lewat tangga (baru hari kedua dan koper masih kososng). Tapi sayang sekali ternyata kami harus setrong dan terpaksa gotong koper akibat jalur train yang mau kami naiki ga ada liftnya. Sesampainya di kereta, langsung laper berat hahaha

Beberapa kali kami harus berganti kereta sampai akhirnya berhasil duduk manis di Shinkansen. Di Shinkansen ini mulailah tidur berlanjut :p
Mulai pinteran dikit dah baca rute-rute kereta, efek uda makan beras Jepang

Kami tiba di Osaka lewat dari jam 12 siang, dan cari pintu keluar dari station juga ga kalah ribet dan pake acara muter-muter. Ditambah lagi angin di hari itu bertiup kencang sekali dan belum makan siang yang proper. Sesampainya di hostel kami di kawasan Dotonburi, kami langsung cari makanan. Di situ ternyata saya sudah masuk angin. *ampun deh ga lagi-lagi telat makan

Sehabis makan, walaupun dengan badan lemas, tetap dong perjalanan dilanjutkan. Kali ini kami mengunjungi Osaka Castle- yang ternyata lumayan jauh dari train station yaa.... Kalo lagi sehat-sehat aja sih ga masalah- tapi kalo lagi masuk angin, maknyus juga ya... Walhasil sampai di depan Osaka Castle, saya tidur sore hahaha. Duduk di bangku menghadap Osaka Castle, dengan tangan kedinginan efek tiupan angin, saya berusaha tidur dengan harapan badan bisa enakan.
Mungkin ada sekitar 20 menit saya tidur-tidur (sok) cantik, tapi ga efek karena teteup badan ga enak. Saat saya sok-sokan bobo, travel partner saya entah kemana uda mulai beli souvenir di stall-stall dekat situ hahaha.

Wajah bangun tidur+masuk angin namun tetap harus foto untuk kenang-kenangan

Jualan es krim dengan stall unyu di depan Osaka Castle

Sakura malu-malu kembali ditemukan

Lalu selesai mejeng di Osaka Castle, lanjutlah perjalanan balik ke Dotonbori untuk liat Glico Man sign. Sepanjang jalan menuju Glico Man Sign, kita menyusuri Shinsaibashisuji Shopping Street. Berbagai toko dengan berbagai jualan barang yang ga penting tapi lucu-lucu memanggil. Di situlah masuk angin langsung hilang. Ternyata oh ternyata, maen ke shopping street jawabannya! Tanpa perlu minum Tolak Angin. :D

Karena kami ga sanggup antri Pablo di Gandaria City, kami ke Osaka saja 

Dotonbori~ Udah sah ya dateng ke Osaka!

Karena waktu kami memang terbatas di Osaka, kami ga sempet muter-muter ke tempat lain- tapi in general, saya ngelihat Osaka seperti kota besar pada umumnya, kurang ngangenin dibandingin Kyoto. Tunggu foto-foto Kyoto di postingan selanjutnya :)

Saturday, March 25, 2017

Tokyo - Part 1

11 Maret 2017

Setelah 7 jam terbang -plus badan pegel-pegel dan tidur yang kurang nyenyak, akhirnya sampai juga di Tokyo. Dengan semangat 45 dimulailah perjalanan dengan menukarkan tiket JR pass di counter JR Pass Exchange Center. Ceritanya udah pede nih abis nukerin tiket JR pass dan beli Suica Card. Lantas ketika kami mau masuk ke station train, mulai melempem dan lemeslah melihat train system di Tokyo yang ribet itu *keringet dingin. Tapi tenang, awal-awal mungkin Anda bisa siok liat betapa banyak line kereta yang ada, tapi lama-lama Anda akan teruji kemampuan untuk bertahannya.

Tujuan utama kita tentu saja ngedrop koper di Hostel. Kita inep di Enaka Asakusa Hostel dengan budget permalam 3,000 yen/ person saja. Ini hostel yang paling bagus yang kita inepin di Jepang. Abis nitip koper, kembali semangat yang sempat mereda kembali membara. Mulailah kita muter-muterin daerah sekitar.

 Perempatan Asakusa - ketika perempatan terasa kece


Sensoji Temple - yang ramenya ga ketulungan 

Ema - may all the good things coming your way

 Sakura malu-malu di dalam Euno Park

Sakura - full blossom at the entrance of Ueno Park 

Shinobazu Pond; karena naek bebek-bebekan bukan monopolinya Ancol


Gashapon - my kryptonite/ mesin penelan 100yen

Ini view dari rooftop Hostel: Tokyo Sky Tree. Kece yak. 



Jepang!!!

Yippie!!!
Liburan yang telah lama dinantikan akhirnya datang! :D
Kisah perjalanan ini dimulai dari omongan random dua cewe kece *subjektif ya haha* di awal taun 2016. Sebut saja namanya Abeth dan As (ini macem mo pake nama samaran yang berujung failed abis). Entah bagaimana, sebenernya kita berdua juga udah jarang kontek-kontekan, tapi bisa sepakat dan berhasil liburan ke Jepang bareng. Ajaib juga kalo dipikir-pikir, secara terakhir ketemu aja sepertinya pas abis lulus kuliah. Oh ya, plis jangan tanya kita angkatan berapa - yang jelas temen-temen seangkatan kita udah banyak yang punya dua anak saat ini :p

Walhasil di bulan Oktober 2016, kami berdua sepakat membeli tiket promo Garuda ke Tokyo. Seperti layaknya orang-orang lainnya yang kalap dengan promo tiket murah, kami juga ga mo kalah.
Kalap. In split second we have to issue the ticket *oke lebay*. Nggak seekstrim itu kok gaes, kalau mau issue tiket pasti dikasi time limit. Saya ingat sekali waktu itu baru aja pulang dari Surabaya- habis ke meritan temen *sok jetset ceritanya*, trus langsung inget kalo duit di ATM lagi menipis juga abis ke luar kota. Walhasil minjem duit dulu buat transfer bayar tiket. Ini kok serasa buka aib ya hahaha

Abis beli tiket tentunya tahap berikutnya ialah susun itinerary - walopun sebenernya harusnya sblm beli tiket kudu mikir dulu sih rutenya mau ke mana. Cuma sudahlah, namanya jg kalap :p
Sempat juga beberapa kali kita meeting untuk nentuin itin, hotel dan beberapa hal teknis lainnya, tapi entah mengapa saya merasa dalam perjalanan kali ini kami berdua sangat nyantai. Terlampau santai mungkin. Kami berdua termasuk tipe: "Ya udahlah, liat nanti aja" soal perjalanan ini. Beruntung juga ga ada yang aneh-aneh terjadi selama kami berdua jalan-jalan di Jepang. Palingan nyasar-nyasar dikit dan pas itu terjadi yang biasa kita lakukan ialah menyalahkan GPS dan google maps. 
"Google mapnya error nih lokasinya ngaco. Tadi kita lokasinya di sini, kok sekarang berubah lagi!"
Memang tidak menyelesaikan masalah, tapi setidaknya kita ga saling berantem nyalahin satu sama lain. Itulah gunanya GPS hahaha

Untuk singkatnya, rute yang kemarin kami jalani ialah sebagai berikut:

D01: Jakarta - Tokyo (Haneda)
D02: Tokyopi
D03: Tokyo - Osaka
D04: Osaka - Kyoto
D05: Kyoto
D06: Kyoto - Takayama 
D07: Takayama - Tokyo
D08: Tokyo
D09: Tokyo
D10: Tokyo - Jakarta

Tokyo - Osaka - Kyoto biasa rute standar orang jalan-jalan kan ya. Jadi sebenarnya kami jalan-jalan juga dengan santai, dan ga pake riset mendalam. Yang jelas kita ke tourist attraction yang sangat common dikunjungi, yang foto-fotonya sering kita lihat di instagram-instagram *cie anak IG bener sis
Kami juga berniat punya foto-foto yang ga kalah kece sama timeline orang lain yang kita liat di sosmed - tapi kok failed ya... hahaha. Kali ini selain GPS dan google maps, kita juga punya kambing hitam lainnya: cuaca. 
Awal Maret kemarin, cuaca di Jepang masih di bawah 15 derajat celcius dan bahkan ketika kami tiba di Takayama masih turun salju. Kami berjalan dengan kedinginan (udah pake jaket kok) dan wajah kami terlihat bengep kalo di foto. Beneran, ga boong. Itu pasti efek perubahan cuaca *mwahahaha
Oh iya, kemarin ini di beberapa tempat, pohon Sakura juga sudah mulai berkembang. Walaupun cuma satu dua pohon saja udah cantik bener. Ga heran kalo pas puncak musim semi orang-orang rela desak-desakan buat liat cherry blossom. Saya aja ngeliat dua pohon sakura berkembang uda seneng bingits *katro yes

Karena 'a picture worth a thousand words' , saya posting foto-foto aja ya gaes *baca: males nulis panjang-panjang. Nanti akan dibikin posting foto per kota biar gh kepanjangan postingannya.

In short, Jepang ngangenin banget. Dari kebudayaannya, makanannya, orang-orangnya, pokoke smuanya. Semoga next time bisa balik lagi ke sana *ihiyyy

Cheers!
Abeth