Apa anda pernah beli buah peach sebelumnya? Saya pernah satu kali, dan sampai sekarang sih saya masih belum berniat untuk membeli kembali. Satu kali saya beli hanya untuk menuntaskan rasa penasaran saya. Hihihi. Mungkin kita sudah akrab makan buah peach di cake atau tart atau di topping frozen yogurt namun ternyata buah aslinya rasanya berbeda dengan peach olahan tersebut.
Ketika pertama kali beli buah peach, yang paling berkesan bukannya rasa atau bentuknya, tapi harganya! Hahahaha. Ketika saya menimbang, si mas-mas yang nimbang berkata: “buah peach, harganya tiga puluh ribu”. Besar dari buah peach itu hanya sebesar kepalan tangan orang dewasa.
Saya jujur langsung siok pertama kali mendengar si mas berkata demikian, namun karena jaim saya berkata: “iya mas” (pura-pura udah biasa beli LOL). Masih mungkin sih saya kembaliin di rak yang agak menjauh dari penglihatan si mas, tapi entah mengapa saya berkata pada diri saya sendiri: “pengalaman tidak bisa ditukar dengan apapun” hahahaha. Walhasil diam-diam saya letakkan buah tersebut ke keranjang tanpa memberitahu harganya pada ibu saya. Hahahaha. Kalau dia tahu pasti dia protes. Hihihihi.
Kalo pernah nonton film Ice Age 2, mungkin anda ingat ketika si anak gajah purba yang baru lahir itu diberi nama Peach karena bulunya halus. Nah, memang seperti itulah buah peach. Warnanya merah, oranye bercampur dengan bulu-bulu halus di kulit buah tersebut. Entah mengapa ketika saya membelinya, sampai rumah saya pegang terus bulunya, saya belai-belai kaya bola mainan hehehe. Norak. Maklum deh baru sekali megang buah aslinya. Pokoknya ini buah imut banget deh, ditambah wanginya yang lucu ketika sudah matang.
Jadi sampai sekarang di otak saya, yang namanya buah peach itu lucu dan imut-imut. Namun kalo disuruh beli lagi, mikir-mikir dulu karena harganya di atas rata-rata. Nambah dikit lagi bisa dapet sour sally medium size hahahaha. Yang penting sudah tau seperti apa buah peach yang asli itu seperti apa. Uhuy~
No comments:
Post a Comment