Ini adalah posting-an terakhir dari edisi jalan-jalan ke Jepang tahun ini. Semoga nanti ada kesempatan kembali lagi ke negara cantik ini ya. Kami berdua sebenarnya tidak punya banyak rencana untuk tiga malam terakhir ini. Bisa dibilang agak bingung malah sebenarnya. Ke mana kaki melangkah, mungkin itu lebih tepatnya moto perjalanan kami ini, terutama udah dekat-dekat mau pulang ke rumah, hati rasanya seperti bimbang, antara ga mau ninggalin Jepang sama udah kangen sama kampung. Ini benar lho, seenak-enaknya jalan-jalan/ negara lain, pasti lebih enak negara sendiri (ya ya... walau negara kita ini begitulah hahaha)
Sunday, June 4, 2017
Tokyo - Part 2
Ini adalah posting-an terakhir dari edisi jalan-jalan ke Jepang tahun ini. Semoga nanti ada kesempatan kembali lagi ke negara cantik ini ya. Kami berdua sebenarnya tidak punya banyak rencana untuk tiga malam terakhir ini. Bisa dibilang agak bingung malah sebenarnya. Ke mana kaki melangkah, mungkin itu lebih tepatnya moto perjalanan kami ini, terutama udah dekat-dekat mau pulang ke rumah, hati rasanya seperti bimbang, antara ga mau ninggalin Jepang sama udah kangen sama kampung. Ini benar lho, seenak-enaknya jalan-jalan/ negara lain, pasti lebih enak negara sendiri (ya ya... walau negara kita ini begitulah hahaha)
Sunday, May 14, 2017
Shirakawa-go
Salju turun ga berhenti di Shirakawa-go ketika kami main ke sana. Pemandangannya cantik banget dengan salju menumpuk di mana-mana. Daerah di sini punya ketinggian yang lebih dibanding daerah-daerah lain, jadi kemungkinan turun salju di daerah ini cukup besar walaupun sudah masuk early spring.
Kami datang ke Shirakawa-go dengan ikut halfday tour seharga 4,400yen/ orang. Isite Takayama nama tournya. Sepanjang perjalanan menuju desa tersebut, kami diberikan pengantar dan petunjuk tentang desa tersebut, serta rumah mana yang direkomendasikan untuk dikunjungi (bayar lagi untuk melihat masuk ke dalam rumah). Kami ga masuk kedalam salah satu rumah yang direkomendasikan karena sudah kalap foto-foto dan kami hanya punya waktu sekitar dua jam di sana. Overall indah banget tempatnya, turis lokal pun senang main ke sini. Lain kali ke sini pas musim gugur kece juga kali yak!
Akhirnya kesampaian juga mengunjungi Shirakawa-go. Sebenarnya di Indonesia juga pasti masih banyak desa-desa tradisional kaya gini ya. Ga kalah cantik juga tentunya. Duh, jadi pengen jalan-jalan lagi nih. Yuk bang bing bung kita nabung!
Cheers,
Abeth
Saturday, May 13, 2017
Takayama
Tuesday, April 4, 2017
Kyoto
Menyenangkan sekali berada di Kyoto. Kotanya sederhana namun cantik. Sampai rasanya melihat kali berdampingan dengan pohon yang masih kering dan belum berdaun rasanya romantis sekali. Mungkin kalau ibarat wanita, Kyoto hanya butuh sapuan maskara dan blush on sedikit untuk bisa menikmati kecantikannya *perumpaan macam apa pula ini/
Popcorn
Anda pernah ke bioskop khusus untuk beli popcornnya?
Mungkin ada yang pernah.
Tapi kebanyakan dari kita pasti beli popcorn sebagai teman nyemil pas nonton film di bioskop tersebut.
Minggu kemarin, angan-angan untuk nonton bioskop sambil nyemil popcorn buyar.
Kami berencana nonton film 'Logan' yang notabene sudah dua bulan tayang di bioskop. Kami berpikir pasti udah ga bakal ada yang nonton film tersebut- ya, kami cukup basi karena di saat orang heboh ntn Ghost in a Shell, kami Logan pun belum nonton.
Ketika di mobil kami sempat ngobrol: "kira-kira ada berapa orang yang nonton film itu?"
Saya nebak: "Dua puluh. Ga bakal penuh itu bioskop." Pede banget deh macem peserta debat pilkada yang mau pecat Gubernur yang lagi menjabat *eaa campur politik*
Film Logan tersebut hanya tayang dua kali pertunjukan pada hari itu. Kami berniat menonton pertunjukan yang kedua pada pukul 15.45. Kami tiba di Mal sekitar jam tiga sore, dan dengan pedenya berpikir: masih lama nih, yuk muter-muter (kali-kali ada yang kecantol bisa dibeli -ato dibeliin *nyiahaha*)
Jam 15.30 sampailah kami di bioskop. Antrian loket bioskop seperti biasa lumayan panjang, namun kami berpikir: pasti nonton yang lain lah. Again, sapa juga sih orang yang basi kaya kami nonton film yang udah tayang dua bulan.
Walhasil kami atur strategi mengantri -duileh.
Pacar antri tiket, saya beli popcorn.
Ternyata beli popcorn tidak mengantri panjang. Selesai saya membeli popcorn, pacar masih dalam antrian tiket. Lalu sampai kepada giliran kami di depan mbak-mbak penjual tiket bioskop.
Mbak xxi: Mo nonton apa Pak?
Pacar: Logan
Mbak xxi: kursi yang sisa cuma di depan doang Pak. *sambil memperlihatkan layout teater*
Saya: *ngintip nyolong liat screen dari barisan samping lalu langsung buang popcorn bag ke atas. Popcorn manis dan asin ukuran medium langsung berhamburan dari dalamnya*
How could this happened?!
Kudu insert emoticon nih biar seru. Emoticon pake dua tangan mengcengkram udara kosong tanda ketidakpercayaan akan nasib malang yang baru saja diterima.
Kami terlalu naif sodara-sodara. Berharap bisa melenggang masuk ke bioskop yang seperempat terisi penonton lalu nyemil popcorn sampe leher sakit.
Batal lah kami nonton Logan.
Hancur sudah mimpi-mimpi indah kami. *mimpinya cetek yak haha*
Wisata ke bioskop hari itu diakhiri dengan duduk di depan teater dengan empat poster film sambil menghabiskan popcorn.
Pesan moralnya sodara-sodara, please make sure you have the movie ticket first- baru beli snack di bioskop.
Jangan jatuh ke lubang yang sama dengan kami. Be strong like Logan guys!
PS: kami masih akan mencoba nonton Logan weekend ini- kalo masih tayang :D
Wednesday, March 29, 2017
Osaka
Hari ini perjalanan ke kota berikutnya di Jepang dilanjutkan ke Osaka.
Di sinilah mulai menguji fisik, karena ga semua train station di Jepang punya lift di entrance mereka. Kami berdua sudah gerek-gerek koper dan sengaja berputar cari entrance yang jauh sekalipun demi ga harus gotong koper kami lewat tangga (baru hari kedua dan koper masih kososng). Tapi sayang sekali ternyata kami harus setrong dan terpaksa gotong koper akibat jalur train yang mau kami naiki ga ada liftnya. Sesampainya di kereta, langsung laper berat hahaha
Beberapa kali kami harus berganti kereta sampai akhirnya berhasil duduk manis di Shinkansen. Di Shinkansen ini mulailah tidur berlanjut :p
Kami tiba di Osaka lewat dari jam 12 siang, dan cari pintu keluar dari station juga ga kalah ribet dan pake acara muter-muter. Ditambah lagi angin di hari itu bertiup kencang sekali dan belum makan siang yang proper. Sesampainya di hostel kami di kawasan Dotonburi, kami langsung cari makanan. Di situ ternyata saya sudah masuk angin. *ampun deh ga lagi-lagi telat makan
Sehabis makan, walaupun dengan badan lemas, tetap dong perjalanan dilanjutkan. Kali ini kami mengunjungi Osaka Castle- yang ternyata lumayan jauh dari train station yaa.... Kalo lagi sehat-sehat aja sih ga masalah- tapi kalo lagi masuk angin, maknyus juga ya... Walhasil sampai di depan Osaka Castle, saya tidur sore hahaha. Duduk di bangku menghadap Osaka Castle, dengan tangan kedinginan efek tiupan angin, saya berusaha tidur dengan harapan badan bisa enakan.
Mungkin ada sekitar 20 menit saya tidur-tidur (sok) cantik, tapi ga efek karena teteup badan ga enak. Saat saya sok-sokan bobo, travel partner saya entah kemana uda mulai beli souvenir di stall-stall dekat situ hahaha.
Saturday, March 25, 2017
Tokyo - Part 1
Setelah 7 jam terbang -plus badan pegel-pegel dan tidur yang kurang nyenyak, akhirnya sampai juga di Tokyo. Dengan semangat 45 dimulailah perjalanan dengan menukarkan tiket JR pass di counter JR Pass Exchange Center. Ceritanya udah pede nih abis nukerin tiket JR pass dan beli Suica Card. Lantas ketika kami mau masuk ke station train, mulai melempem dan lemeslah melihat train system di Tokyo yang ribet itu *keringet dingin. Tapi tenang, awal-awal mungkin Anda bisa siok liat betapa banyak line kereta yang ada, tapi lama-lama Anda akan teruji kemampuan untuk bertahannya.
Tujuan utama kita tentu saja ngedrop koper di Hostel. Kita inep di Enaka Asakusa Hostel dengan budget permalam 3,000 yen/ person saja. Ini hostel yang paling bagus yang kita inepin di Jepang. Abis nitip koper, kembali semangat yang sempat mereda kembali membara. Mulailah kita muter-muterin daerah sekitar.