1. He’s just not that into you – Greg Behrendt and Liz Tuccilo
2. Who Moved My Cheese – Dr. Spencer Johnson
3. The Alchemist (Indonesian version) - Paolo Coelho
4. The Princess Diaries: Mia Goes Forth – Meg Cabot
5. The Missing Piece – Shel Silverstein
6. The Book of Lost Things – John Connolly
Most of the book I read with skimming methods hehehe. You know the fast reading method and try to conclude the main idea of a paragraph. On the other side, too much reading e-books makes my sighting getting worse (I guess staring too much at the computer doesn’t give you much benefit). So, although e-book is convenient and cheap(er) than the real book, you must pay attention too to the health of your eyes.
(again, karena bahasa inggris saya ala kadarnya, kembalilah saya ke bahasa ibu hahaha)
Beberapa sudah gw buat reviewnya di post sebelumnya, yakni he’s just not that into you dan who moved my cheese. Brarti sekarang saya akan memberikan pendapat pribadi saya untuk buku-buku lainnya.
The Alchemist bercerita tentang seorang bocah dan perjalanannya dalam mencapai mimpinya. Di dalam buku ini beberapa poin diantaranya seperti ayat dari kitab suci Nasrani. Setelah membaca buku ini, saya jadi merenung (cieh, tumben-tumbenan merenung). Hidup ini sering kali membawa kita ke pengalaman-pengalaman tak terduga, mungkin menurut kita tidak baik, namun percayalah pasti Tuhan punya maksud di balik semuanya itu. Yang penting apakah kita bisa mengambil hikmah dari pengalaman kita tersebut.

Beberapa kutipan yang saya suka dari ‘The Alchemist’:
"Apa dusta terbesar itu?" tanya si bocah, sungguh-sungguh terkejut. "Begini: bahwa pada saat tertentu dalam hidup kita, kita kehilangan kendali atas apa yang terjadi pada diri kita, dan hidup kita lalu dikendalikan oleh nasib. Itulah dusta terbesar di dunia."
membuat keputusan hanyalah permulaan. Bila seseorang membuat keputusan, sebenarnya dia menyelam ke dalam arus kuat yang akan
membawanya ke tempat-tempat yang tak pernah dia impikan saat pertama kali membuat keputusan itu
"Karena di manapun hatimu berada, di situlah akan kau temukan hartamu."
"Kau tak akan pernah mampu melarikan diri dari hatimu. Jadi, lebih baik dengarkan apa yang ia harus katakan. Dengan begitu, kau tak akan pernah gentar pada pukulan yang tak terduga."
"Katakan pada hatimu bahwa takut menderita itu lebih buruk daripada menderita itu sendiri. Dan bahwa tidak ada hati yang pernah menderita saat ia mengejar mimpi-mimpinya, karena setiap detik dari pencarian itu adalah detik perjumpaan dengan Tuhan dan dengan keabadian."
Bo, banyak ye. Hahaha. Rasanya kata-katanya bagus semua hihihihi.
Lantas buku berikutnya yakni Princess Diaries: Mia Goes Forth hahaha.

Nah kalo The Missing Piece ini berbeda dari cerita-cerita lainnya.

Isinya simple. Tentang sebuah lingkaran yang tidak lengkap bagiannya dan dia mencari bagian yang hilang dari dirinya tersebut. Nah dalam perjalanan mencari bagiannya yang hilang, si lingkaran ini bertemu dengan bermacam-macam hal, sampai akhirnya dia menemukan bagian dari dirinya yang hilang tersebut. Sayangnya setelah dia menemukan bagian yang hilang tersebut, mugkin istilahnya ‘lengkap’, dia malah jadi ga bisa menikmati hidupnya. Nah dari cerita singkat ini, ingin menggambarkan bahwa yang namanya hidup yang sempurna itu tidak ada, yang penting ialah kita mau mensyukuri apa yang ada pada kita.
Sampai ke buku yang terakhir, judulnya ‘The Book of The Lost Things’.

Yak jadi begitulah sekilas buku yang saya baca selama bulan Oktober. Hasil membaca e-book terlalu banyak ialah sakit mata. Hehehe. Namun saya cukup senang karena sudah lama banget ga baca buku. Tapi tentunya saya menyarankan kalo anda ada rejeki. mending beli buku cetakan dah daripada buku e-book. Kebanyakan baca e-book bikin sakit mata cuy.
Happy reading once again everyone!
No comments:
Post a Comment