Thursday, December 24, 2015

Hape Hilang

There's always the first time for everything, hopefully there won't be the second for this. *amit-amit
Jadi Iphone 6 saya hilang. Hiks. Sedihnya pake banget. Words cannot describe the sadness inside of me. Oke memang terdengar drama, tapi kalau namanya kehilangan sesuatu yang menurut kita penting pasti ada rasa sedih. Se-plegmatis akutnya Anda, pasti rasa kehilangan itu ada.

Kalau ditanya: "kok bisa (ilang)?", ya sodara-darah, saya juga maunya tu hape ga bisa ilang :D
Kemarin (23 Dec) merupakan hari terakhir saya kerja. Udah seneng pake banget mau pulang. Seperti biasa antrilah saya naek bus Transjakarta yang terkenal padat dengan penumpang itu. Saya masih ingat terakhir saya membaca message Whatsapp di hape, lalu hape mulai agak hang. Ga lama satu bus Transjakarta merapat ke halte dan saya bersiap-siap naik. Hape sudah saya dimasukan di dalam tas. Mungkin karena panik dan sudah mulai merapat mau naik bus, (mungkin) saya lupa menutup resleting di tas, tp saya selalu menyimpan tas saya di depan saya. Selama melewati beberapa halte, saya tidak mengecek tas ataupun hape saya, lalu barulah di tengah2 perjalanan, saya mulai mencari hape saya. Mulainya merogoh-rogoh isi dalam tas, tp ga bisa menemukan sesosok henpon yang langsing itu. Saya mencoba tenang, karena ini bukan pertama kalinya hape saya itu nyelip di tas. Lalu saya mencoba menelpon hape tercinta dengan menggunakan hape kantor saya- dan langsung terdengar jawaban operator "nomor telepon sedang dialihkan". Okay, pada saat itu saya tahu bahwa ini bukanlah sekedar hape nyelip di dalam tas. saya mencoba mengecek history saya. Terakhir Whatsapp saya aktif pukul 5.52, dan saya mencoba menelpon hape pada pukul 6.06. 
Sudah mencoba untuk lock handphone juga dengan program 'Find my Iphone', namun status terakhir hape tersebut sudah offline. Oh mai gat hape saya udah diperdagangkan bebas, semoga dia ga ikut organisasi-organisasi yang ga bener. Cape mikirin 'what if', 'should've', 'could've', ato pengandai-andaian kalo saja lebih hati-hati dsb. Cuma bisa direlain aja sekarang. 

In life sh*t happens and life goes on. Hape memang bukan sesuatu yang tidak bisa digantikan, namun ikatan antara saya dengan henpon saya tidak bisa digantikan begitu saja dengan barang baru. Ada kebersamaan selama delapan bulan terakhir ini, bahkan bisa dikategorikan kecanduan. *oke ini teguran buat diri sendiri
Kalo kembali diingat-ingat, momen ketika kepengen banget beli henpon ini, dengan berbagai pertimbangannya (harga, harga dan harga), sampai pinjem kartu kredit orang. Jadi keinget moment first time unboxing the phone, and the cupu moment adjusting from Android to IOs. Duh jadi mellow. Udah ah ke mo ke mol aja urusin kartu sim sama beli yang rose gold aja (ini ngetiknya sambil setengah ngigo).

Sebagai penutup, marilah kita bersiul ala Mockingjay dan mengacungkan tiga jari kita, sebagai tanda pemberontakan terhadap sindikat copet di kendaraan umum. *lagi kepaitan banget

What does a phone case mean without its phone? *sob

No comments:

Post a Comment