Sabtu kemaren ketika saya sedang pergi bersama teman, saya menunjukkan posting-an Path di timeline saya ke temen saya. "Eh coba liat deh ini", kata saya sambil setengah tertawa dan menunjukkan layar telepon genggam saya (ja elah telepon genggem.. bahasalu mak)
Dear Path dan para pengguna-nya, kadang kalian suka post hal-hal menggelitik yang ga kepikiran, plus kreatif dan penuh curhat colongan.
Saya mencoba menelaah kalimat di atas dengan (sok) bijaksana. Segala sesuatu sudah direncanakan dari atas dan sudah ada jalannya masing-masing. Tidak ada orang yang 'salah', yang ada hanya momentum yang tepat. Semua orang yang ada di kehidupan kita pasti mengajarkan sesuatu untuk kita bukan? Pahit, manis, asem, asin, but eventually you learn anyway.
Menjelang akhir tahun ini, sekalian deh saya menuliskan catatan akhir tahun. In a scale 1 to 10, how do you rate this year for you?
Saya jawab ya. (Si mbak yang satu ini emang suka nanya dan jawab sendiri)
Buat saya, tahun 2015 ini saya kasih nilai 9. Kenapa ga 10? Karena satu poinnya mau saya tambahkan untuk pertanyaan: In a scale 1 to 10, how do hopeful you are for the upcoming years? - Sebelas mbak!
Mungkin ketika saya bilang, skor tahun ini untuk saya ialah 9, orang-orang akan bertanya, apa yang kamu capai tahun ini? Kayanya ga ada yang 'kelihatan' di mata orang-orang. Yang kelihatan kayanya cuma si mbak yg tambah gemukan deh. *Oke makasih loh, walopun bener tapi tetep pait juga ya ngedengernya.
Buat saya tahun ini saya belajar kalau kesehatan nomor satu.
Belajar untuk menerima keadaan bahwa kadang situasi yang kita hadapin ga sesusai dengan situasi yang kita harapkan, dan kamu berhak untuk memilih hal yang lebih bikin hati tenang ditengah badai opini orang lain di sekitar.
Belajar memahami value dari lingkungan kerja dan nilai-nilai positif yang bisa diambil. Saya bersyukur tahun ini bisa belajar dari dua perusahaan dengan karakteristik masing-masing, dan bertemu dengan orang-orang yang membukakan mata dan peluang. Berat memang bahasanya. Agak sulit diungkapkan dengan kata-kata tanpa terdengar menye-menye.
Belajar tentang relationship, antara keluarga, teman, pasangan. Dengan banyak ngobrol dengan orang lain, pola pikir kita jadi lebih terbuka dan membuat kita jadi bisa berpikir lebih jauh ke depannya. Makasih banyak dengan orang-orang di sekitar dengan perhatiannya, nasihatnya, nagging-nya, celaannya, encouragementnya dan lain-lainnya. Couldn't be any lucky to have you guys in my life.
Belajar banyak juga dari pengalaman orang-orang di sekitar. Apalagi pengalaman pahit, itu obat yang paling manjur buat belajar.
Belajar kalau if something is meant for you, it will. But if it's not, you just have to let it go and cherish the moment you once had with them. You were lucky enough to have it in the first place anyway. (ini berlaku untuk semua hal! ga cuma hape :p)
Last but not least. Ini paling kece marice hey hey: belajar ngebentuk alis. hahahaha. Pada saat proses pembelajaran, gagal itu hal biasa bukan? Termasuk ketipisan/ kebotakan nyukur alis. Ini proses pembelajarannya paling cepat akibat kepepet.
Jadi dalam kalimat yang lebih singkat: I am happy and very thankful for this wonderful 2015- and I believe you are too!
Jadi saudara-saudara terkasih. Selamat menikmati beberapa hari terakhir di tahun 2015 ini. Jangan lupa siap-siap resolusi 2016 yah!