Thursday, February 11, 2010

Happiness (again)

Kayanya yang satu ini udah sering banget eike tulis. Tentang kebahagiaan.
Nah kemarin ini saya habis membaca bukunya Ajahn Brahm yang berjudul ‘si cacing dan kotoran kesayangannya’, bisa anda lihat di Gramedia di rak buku best seller.
Yang paling membuat saya terkesan ketika membaca awal-awal halaman buku ini ialah kalimat beliau yang menyatakan: "Yang paling penting bagi saya ialah kebahagiaan saya sendiri dan kebahagiaan orang lain. Tetapi, apa yang saya temukan setelah bertahun-tahun hidup sebagai petapa? Saya tidak mampu lagi membedakan antara kebahagiaan orang lain dan kebahagiaan saya sendiri."

Pada saat saya membaca kalimat tersebut untuk pertama kalinya, saya agak tidak percaya, sampai-sampai saya membaca ulang kembali kalimat tersebut. Mungkin kalo bisa digambarkan secara hiperbolis dengan kartun Tom & Jerry, saya sudah seperti si kucing yang bola matanya mencotot keluar dengan rahang yang sudah jatuh ke bawah lantai akibat ketidakpercayaan.

Menurut saya pribadi, kalimat ini maknanya dalam banget dan tidak sembarang orang bisa mengucapkan kalimat macam ini. Bahkan saya rasa orang-orang yang suka ngibul sekalipun akan ketakutan kalau disuruh ngibul dengan mengucapkan kalimat macam ini. Seperti kalimat suci yang hanya orang yang memang hatinya tulus yang punya kemampuan untuk mengucapkan kalimat ini. Hahaha. mungkin agak berlebihan, tapi saya rasa memang kalimat tersebut kuat sekali dan punya makna yang dalam sekali. Sampai sekarang saya masih geleng-geleng kalau membaca kembali kalimat tersebut. Bagaimana bisa seseorang dengan sebegitu tulusnya bisa ikut merasakan bahagia terhadap kebahagiaan orang lain? Mungkin kalau di Alkitab sama dengan kitab taurat yang ‘kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri’.

Jujur secara pribadi saya suka sirik sama kebahagiaan orang lain. Mungkin itu sebabnya saya kurang bahagia. Sirik, iri hahaha. tidak ada kedamaian dalam hidup ini. Aih. Alangkah ironisnya hidup manusia, ketika kita jelas-jelas tahu bagaimana cara mencapai kebahagiaan itu, kita justru menyangkalinya. Hahaha. alangkah sulitnya turut berbahagia atas kebahagiaan orang lain. Setidaknya kau tahu teorinya, mari sekarang kita kuatkan hati untuk prakteknya (walaupun sulit, tapi tidak mustahil).

No comments:

Post a Comment