Sunday, May 23, 2010

i wish i was taller: a tale during JFFF carnival

untuk pertama kalinya saya menonton JFFF carnival di Kelapa Gading. JFFF sendiri merupakan kepanjangan dari Jakarta Fashion and Food Festival. untuk info lebih lanjut klik ke sini. saya sendiri tidak tahu jelasnya, yang saya tahu pasti ialah dari berkali-kali ada acara ini, barulah satu kali saya menonton carnival yang diadakan sebagai puncak acara JFFF tersebut. berari sekaranga saya resmi dibilang warga kelapa gading dong? bagaimana bapak penghulu? sah? SAH!

kenapa baru ketika memasuki JFFF tahun ketujuh saya baru nonton carnivalnya? abisnya sebelum-sebelumnya ga ada yang ngajakin sih. (akhirnya saya punya teman juga setelah tahun ke-7. alhamdulilah).

Nah, saking noraknya dengan semangat 45 dari jam empat sore saya sudah sampai di mal supaya tidak terjebak macet mengingat akan ada pengalihan arus lalu lintas (yang memang tiap tahun terjadi dan menyebabkan kemacetan yang super menyebalkan). sepertinya menurut pihak penyelenggara, kelapa gading kurang macet, jadi ditambahin deh bonus setaun sekali macetnya. selamat, kalian berhasil.

menurut selebaran, brosur dan baliho yang saya baca, acara carnival akan dimulai pukul enam sore. lantas saya dan teman saya bergegas ngantri di pinggir jalan mulai pukul setengah enam. kami mengantri dengan tertib di belakang garis kuning yang ditetapkan pihak panitia.

menjelang pukul enam sore makin banyak orang berkumpul dan makin banyak yang berusaha mencari-cari cara untuk lebih dekat ke jalan. sembari gelisah dan agak-agak pegel, kami berusaha sabar menunggu. ternyata parade baru dimulai jam tujuh malam. satu setengah jam rasa lelah saya tidak seberapa ketika melihat bahwa setelah iring-iringan karnaval dimulai, orang-orang mulai keluar dari batas garis kuning yang telah ditentukan.
saya tidak menyalahkan mereka yang tidak antri dengan tertib, saya hanya agak menyesali kenaifan saya tentang harapan bahwa orang-orang akan semuanya mematuhi peraturan yang sudah ditentukan.

baiklah kembali ke karnaval. iring-iringan mobil hias dan para peserta parade mulai berjalan satu per satu. beberapa mobil yang berjalan menurut saya memiliki beberapa kesamaan dengan mobil yang berjalan sebelumnya, jadi menurut saya tidak terlalu banyak variasi yang diberikan di parade tersebut. namun menurut kesaksian orang-orang yang telah menonton karnaval dari tahun-tahun sebelumnya, memang makin tahun jumlah kendaraan lebih sedikit. malah tahun ini ada pemotongan rute jalur yang ditempuh oleh parade tersebut.
menurut saya di awal-awal parade orang-orang masih semangat menyambut rombongan yang datang, namun semakin lama penonton mengalami kebosanan juga dengan rombongan mobil yang kurang lebih sejenis. beruntunglah di akhir acara ada atraksi kembang api yang cukup membuat suasana menjadi segar lagi walaupun sebenarnya bumi kita ini tidak perlu tambahan polusi udara dan polusi suara dari kembang api ya...

anyway akibat penyerobotan barisan oleh orang-orang yang tidak mengantri, saya hanya bisa mendapatkan foto seadanya. dan kebetulan saya membawa kamera digital dengan batere kosong. bagus. memang pintarlah saya. hari itu memang hari yang luar biasa.
kesimpulan yang saya dapatkan ialah: i wish i was taller so i don't need to be in front of the line to be able to see the carnival clearly. or maybe it will be better i were taller so i can be a model, the mascot of JFFF so instead of being an audience, i can actually be in the carnival and waving my hands to those poor audience.






have a greaaaat day,


Abeth

No comments:

Post a Comment